Langsung ke konten utama

Pilkada Sarolangun: Madel Menang


Dua minggu lagi pilkada serentak jilid II akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. Kabupaten Sarolangun juga ikut menggelar pesta demokrasi per lima tahun tersebut.
Sebelum pilkada dilaksanakan pada tanggal 15 februari 2015 nanti, penulis ingin menyampai beberapa statement mengenai proses persaingan pilkada di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2017 ini.
Pertama, calon pasangan bupati adalah para mantan Bupati Kabupaten Sarolangun. Tentu mereka telah memiliki pengalaman yang memadai dan cukup menguasai seluk beluk Kabupaten Sarolangun. Madel yang berpasangan dengan Musharsyah adalah Bupati Sarolangun sejak mulai berdiri Kabupaten Sarolangun tahun 1999 sampai tahun 2004, sedangkan lawannya Cek Endra yang berpasangan dengan Hilalatil Badri telah menjabat bupati cukup lama dari tahun 2010 sampai tahun 2016.
Kedua, kedua pasangan ini memiliki peluang yang sama untuk merebut BH 1 SZ, yang membedakannya adalah seberapa jauh pengaruh calon wakil dari kedua pasangan memberi pengaruh dalam merebut hati masyarakat.
Sampai saat ini, menurut penulis pasangan Madel-Musharsyah lebih berpeluang untuk menang meskipun kemenangannya itu begitu signifikan.
Alasan pasangan Madel-Musharsyah bisa menang adalah pasangan ini yang mengusung visi perubahan bagi Kabupaten Sarolangun. Tentu cukup mendapat apresiasi di masyarakat Sarolangun, karena setidaknya pasangan ini dapat memberi angin segar bagi masyarakat yang telah begitu kecewa terhadap pemerintahan sebelumnya. Selain itu faktor peluang kemenangan pasangan ini adalah dapat membangun basis pemilih yang tepat, untuk Madel yang mewakili dari basis Sarolangun bagian barat dan wakilnya Musharsyah dapat mengakomodir dari pemilih di Sarolangun bagian timur.
Selain itu, ketidakpuasan rakyat kecil terhadap pemerintahan Cek Endra selama ini tentu akan menjadi bumerang bagi pasangan nomor 2 yaitu Cek Endra-Hilalatil Badri. Menurut penulis, kedekatan Cek Endra dengan kalangan atas terutama pihak-pihak pengusaha, ini membuat rakyat berpaling ke kandidat lain. Kita dapat menerka bahwa pemilih dan loyalis setia Cek Endra adalah orang-orang yang berkeliaran di dekatnya semata. Hanya orang-orang yang berlindung dibalik kekuasaan Cek Endra semata yang masih setia kepadanya.
Masyarakat kecil hanya akan memilih kandidat yang tentu akan berpihak kepada rakyat dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Selama ini masyarakat telah mengetahui bagaimana kualitas kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di masa pemerintah Cek Endra, tentu masyarakat ingin berubah dari keadaan sebelumnya dengan memilih calon pasangan bupati yang dapat memberi perubahan yang lebih baik. Untuk saat ini, pasangan calon bupati Madel-Musharsyah adalah solusi bagi rakyat Sarolangun.
Dengan demikian pasangan calon Madel-Musharsyah memiliki kans yang sangat tinggi dari pasangan Cek Endra-Hilalatil Badri. Karena, sejauh ini masyarakat telah mengalami begitu kecewa dengan pemerintahan periode 2011-2016, mengapa demikian? Keberpihakan kandidat selama menjadi bupati kepada tim sukses dan loyalisnya yang begitu tinggi, sehingga tidak memberi ruang kepada mereka yang tidak memiliki akses terhadap pemerintah. Dan juga selama menjabat pemerintahan, Bupati Cek Endra tidak  dapat menghilangkan budaya pungli di Kabupaten Sarolangun, seperti tes CPNS maupun untuk menjadi pegawai kontrak kabupaten.
Selain itu, bupati periode 2011-2016 yang selalu melindungi orang-orangnya seperti ada beberapa kepala desa yang dengan jelas telah terbukti bersalah dan melakukan tindak korupsi dana Percepatan Pembangunan Desa dan Kelurahan (P2DK). Hal ini membuat rakyat geram, karena ada beberapa kepala desa tidak melakukan penyerapan dana secara optimal dan tidak adanya transparansi.
Oleh karena itu, sampai saat ini pasangan Madel-Musharsyah berpotensi besar akan menang di pilkada kabupaten Sarolangun 15 Februari nanti. Namun, menjelang 14 hari ke depan semuanya bisa saja berubah, karena tipe masyarakat Sarolangun yang suka amnesia (lupa) sesaat ketika pemilihan nanti, tentu akan bisa berubah begitu saja. Sehingga KPU, Bawaslu, dan semua pihak terkait harus senantiasa mengawasi dan mengawal dengan serius dua hari menjelang proses pemungutan suara nanti, jangan sampai suara rakyat bisa dibeli dengan harga yang tidak bertanggung jawab.

*Mheky Polanda, Pemerhati Masyarakat Muslim Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Sastra Arab

Dalam arti kesusastraa, adab  (sastra) terbagi menjadi dua bagian besar: al-adab al-wasfi (sastra deskriptif) dan al-adab al-insya'i  (sastra fiksi). Al-adab al-wasfi terdiri dari tiga bagian: sejarah sastra ( tarikh al-adab ), kritik sastra ( naqd al-adab ), dan teori sastra ( teori sastra ). Kritik sastra adalah bagian dari al-adab al-wasfi  yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Teori sastra ialah bagian al-adab al-wasfi yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang mereka namakan sastra dan cara mengkajinya. Sementara sejarah sastra ialah bagian al-adab al-wasfii  yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh tokoh, dan ciri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Adapun al-adab al-insya'i  adalah ekspresi bahasa yang indah dalam bentuk puisi, prosa, atau drama yang menggunakan gaya bahasa yan...

Fenomena Bahasa dalam Linguistik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari yang namanya bahasa, tentu hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Bahkan kadang kita tidak menyadari bahwa bahasa itu telah ada pada diri kita, dan bagaimana cara kita menyampaikan informasi, pikiran ataupun perasaan kepada orang lain. Bahasa merupakan sebuah femonena yang hadir dalam segala aktivitas kehidupan, karena untuk mendapatkan sebuah bahasa adalah sebuah keniscayaan yang tidak kita sadari. Bahasa adalah pesan yang ingin disampaikan dari komunikan kepada komunakator berupa lambang-lambang atau simbol-simbol.  Secara lazim orang menyebutkan ilmu bahasa adalah linguistik yang mana menetapkan bahasa sebagai objek kajiannya. Menurut Ibnu Jinni, bahasa adalah bunyi yang diperoleh setiap komunitas untuk mengungkapkan maksud dan tujuan (Hidayatullah, 2012). Sementara itu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pengertian “bahasa” salah satunya yaitu, sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggot...

UTS Yang Mengecewakan

Kejadian ini terjadi pada hari Rabu 08 Mei 2013, kami melaksanakan ujian tengah semester dengan mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Banyak diantara kami yang tidak menyukai sistem pembelajaran yang dilakukan oleh sang Dosen, karena kami menganggap sang Dosen itu mengajar mata kuliah ini terlalu menekan agar kami bisa mengerti dan memahami dengan mata kuliah ini, padahal kami ini bukan jurusan sejarah. Kami hanya diberikan 5 butir soal, tetapi untuk menjawabnya butuh beberapa lembar kertas jawaban, sehingga hal ini membuat kami bingung bagaimana cara menjawab 5 soal dalam waktu satu jam. Sehingga diantara kami banyak yang menjawab soal dengan asal-asalan, ada juga yang menjawab soal dengan waktu yang panjang dalam satu soal. Setelah satu jam berlalu, kami dipaksa mengumpulkan jawaban. Setelah dikumpulkan, ternyata banyak diantara kami yang tidak menyelesai jawaban dengan lengkap karena waktu yang diberikan tidak cukup lagi. Hal inilah yang membuat kami merasa lucu, karena ban...