Pelaksanaan Pemilukada serentak tahap pertama baru saja
dilaksanakan beberapa bulan lalu. Namun bursa bakal calon Pemilukada serentak
tahap kedua sudah mulai bermunculan menampakkan diri, tak terkecuali untuk Pemilikada
Kabupaten Sarolangun.
Telah diketahui bersama bahwa Kabupaten Sarolangun akan mengadakan
Pemilukada serentak tahap kedua pada awal tahun 2017 nanti. Beberapa nama tokoh
telah bermunculan di tengah-tengah masayarakat, baik dari figur politisi, akademisi,
maupun aktivis. Hal ini tentu akan sangat menarik dalam kompetisi perebutan BH
1 SZ tahun 2017 nanti.
Berdasarkan hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) per-Desember
2015, telah muncul beberapa nama yang bakal mengikuti bursa Calon Bupati Kabupaten
Sarolangun tahun 2017.Adapun nama-nama tersebut kebanyakan dari tokoh-tokoh
lama yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Sarolangun, seperti nama Bupati Petahana
yaitu Cek Endra masih memiliki posisi teratas.
Beberapa nama lain yang masuk bursa bakal Calon Bupati Kabupaten
Sarolangun yaitu As’ad Isma, Maryadi Syarif, M. Madel, Hilalatil Badri, Haris
AB dan ada beberapa nama lain yang terus bermunculan. Nama-nama ini merupakan
tokoh-tokoh yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Sarolangun. Ini menunjukkan
agresifitas panggung politik di Kabupaten Sarolangun terus melonjak dan akan
semakin panas.
Berdasarkan website www.sarolangunonline.com yang diluncurkan pada awal
Januari 2016 menyatakan bahwa respon politik bursa bakal Calon Bupati Kabupaten
Sarolangun 2017 terus mengalami penambahan, yakni sekitar sembilan orang. Ini merupakan
simbol bahwa Kabupaten Sarolangun tidak hanya didominasi oleh seorang tokoh
atau hanya beberapa tokoh saja. Hal ini menunjukkan proses demokrasi di
Kabupaten Sarolangun terlaksana cukup baik.
Menurut penulis dengan banyak muncul Bakal Calon Bupati (Bacabup),
ini menandakan kepedulian terhadap pengembangan dan pembangunan Kabupaten Sarolangun
akan terus meningkat. Namun secara matematis dari banyaknya Bakal Calon Bupati
tersebut tidak mungkin akan ikut bursa calon karenaterbentur dengan kapal
pengunsung yang terbatas. Oleh karena itu, dapat diperkirakan ada empat nama yang
dinilai sudah bergerak agresif dan terus melakukan sosialisasi secara langsung
dan media sosial kepada masyarakat.
Empat nama tersebut dimuculkan berdasarkan kapabilitas dalam
memimpin dan elektabilitas serta kepopuleran di masyarakat. Pertama, Cek
Endra yang merupakan Bupati Petahana (incumbent) masih memiliki
elektabilitas yang tinggi di masyarakat dibuktikan dengan survei LSI per-Desember
2015 mencapai 26%. Sedangkan kemampuan untuk memimpin Sarolangun masih
diharapkan masyarakat. Sebelum menjadi Bupati Sarolangun, ia adalah seorang
pembisnis dan politisi partai Golkar.
Kedua, As’ad Isma yang pernah menjadi
Calon Bupati Sarolangun 2011 juga akan ikut serta pada bursa Calon Bupati Sarolangun
2017. Hal ini ia tunjukkan dengan sering melakukan sosialisasi langsung ke
tengah masyarakat maupun sosialisasi melalui media online seperti facebook, ia juga mengusung slogan
Sarolangun Cerdas 2017. Sesuai dengan hasil survei LSI per-Desember 2015,
popularitas dan elektabilas As’ad Isma berada di peringkat kedua setelah Cek
Endra dengan 24%. Selain itu, ia juga memiliki relasi dengan tokoh-tokoh
nasional seperti Muhaimin Iskandar, Ruhut Sitompul, Surya Paloh dan tokoh lain.
Ia adalah terkenal dengan seorang akademisi dan aktivis GP Ansor.
Ketiga, Maryadi Syarif, ia pernah manjabat
Bupati Sarolangun. Pada 2006, ia menjadi
Calon Bupati Sarolangun dan pada 2011, menjadi Calon Wakil Bupati
Sarolangun berpasangan dengan As’ad Isma. Pada Pemilukada 2017 nanti ia akan
ikut bertarung merebut BH 1 SZ, ia mengatakan akan maju sebagai nomor satu
dalam Pemilukada nanti, namun ia akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan
Gubernur Jambi terpilih, selain itu, ia menegaskan untuk Pemilukada 2017 harus
mematangkan konsep dan strategi yang tepat dan terukur. Elektabilitas Maryadi
Syarif berdasarkan survei LSI per-Desember 2015 berada di posisi keempat mencapai
9%, sedangkan untuk kapabilitas selain pernah menjabat Bupati Sarolangun, ia
juga pernah menjabat Kepala Kementerian Agama Kota Jambi. Selain itu, Maryadi Syarif adalah
seorang akademisi yang sekarang menjadi seorang Dosen di IAIN STS Jambi.
Keempat, Hilalatil
Badri seorang politisi PDI Perjuangan. Ia pernah menjabat anggota DPRD
Kabupaten Sarolangun berturut-turut dan sekarang menjadi anggota DPRD Provinsi
Jambi. Hilal akan ikut bursa Calon Bupati Sarolangun 2017 nanti. Hal ini ia
tunjukkan dengan melakukan sosialisasi ke desa-desa yang ada di Kabupaten
Sarolangun. Ia mengakui mendapat dukungan dari berbagi lapisan masyarakat baik
itu tokoh adat maupun tokoh agama. Untuk elektabilitas Hilalatil Badri berdasarkan
survei LSI per-Desember 2015 menduduki peringkat kelima mencapai 7% dibawah
Maryadi Syarif.
Dari beberapa nama diatas muncul nama Muhammad Madel, Bupati
Pertama Sarolangun. Popularitas dan elektabiltas berdasarkan suvei LSI per-Desember
2015 mencapai 16% dibawah As’ad Isma. Namun untuk kapabilitas masih dibawah
dengan nama-nama bakal calon diatas, hal ini dipengaruhi oleh beberapa catatan
buruk mantan sang Bupati.
Berkaitan dengan perebutan BH 1 SZ 2017, tentu sangat menarik
perhatian masayarakat pada umumnya. Ditinjau dari sudut politik, ini merupakan
salah satu proses menjalani demokrasi yang barang tentu unsur-unsur politis
sangat mendominasi dalam perebutan BH 1 SZ. Dari banyak calon yang muncul,
tentu perebutan kapal pengusung sangat ketat sekali terutama bagi bakal calon
yang tidak memiliki partai politik. Namun hal ini tentu tidak akan sulit
asalkan bakal calon memiliki poularitas, kapabilitas, dan integritas yang
tinggi.
Ditinjau dari sudut sosial, dengan adanya panggung politik seperti
ini tentu suhu politik secara tidak langsung akan sangat menggangu ketentraman
sosial di masyarakat, ini akan membentuk faksi-faksi dan golongan antar
masyarakat pendukung. Namun, hal ini tidak akan terjadi apabila para bakal
calon menerap sistem politik yang santun dan terhormat, dalam pengertian saling
menghargai antar bakal calon bupati (bacabup) tanpa menjelek-jelekkan antar
bakal calon.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk perebutan BH 1 SZ
tahun 2017 selalu tebuka bagi setiap bakal calon, namun hal itu tidak mudah
seperti membalik telapak tangan. Semua itu dapat diraih sesuai dengan konsep
yang matang serta strategi yang terstruktur dan masif. Selain itu, dengan
banyaknya bakal Calon Bupati Sarolangun yang muncul menunjukkan kabupaten
sarolangun tidak terhegemoni oleh satu orang atau satu kelompok semata, ini
membuktikan demokrasi di Kabupaten Sarolangun berjalan dan terlaksana cukup
baik.
Ciputat, 25 Januri 2016
*Mheky Polanda, Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Pemerhati Politik Jambi
Komentar