Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Jenis-jenis Sastra Arab

Dalam arti kesusastraa, adab  (sastra) terbagi menjadi dua bagian besar: al-adab al-wasfi (sastra deskriptif) dan al-adab al-insya'i  (sastra fiksi). Al-adab al-wasfi terdiri dari tiga bagian: sejarah sastra ( tarikh al-adab ), kritik sastra ( naqd al-adab ), dan teori sastra ( teori sastra ). Kritik sastra adalah bagian dari al-adab al-wasfi  yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Teori sastra ialah bagian al-adab al-wasfi yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang mereka namakan sastra dan cara mengkajinya. Sementara sejarah sastra ialah bagian al-adab al-wasfii  yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh tokoh, dan ciri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Adapun al-adab al-insya'i  adalah ekspresi bahasa yang indah dalam bentuk puisi, prosa, atau drama yang menggunakan gaya bahasa yang berbeda dari g

Idul Adha dengan Mendekatkan Diri Kepada Allah

Idul Adha adalah sebuah perayaan besar bagi umat muslim di dunia. Pengertian Idul Adha secara etimologi ialah hari raya kurban, yang mempunyai makna yaitu meyembelih hewan kurban baik berupa sapi, kerbau, onta, kambing dan onta. Yang mana dagingnya nanti diberikan kepada para faqir dan miskin. Tujuan dari kurban ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata kurban itu sendiri berasal dari bahasa arab yaitu  Qaraba-Yaqrobu-Qurban , yang mempunyai arti "dekat" yang dalam pengertian lain mendekatkan diri kepada sang Khaliq. Nabi Ibrahim AS pernah mendapat cobaan yang sangat berat saat diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail AS dari istrinya Siti Hajar. Nabi Ibrahim berkata kepada Nabi Ismail dengan hati yang berat "Hai anakku, aku bemimpi bahwasanya Allah memerintahku untuk menyembelihmu" lalu Nabi Ismail menjawab "Jika itu memang perintah dari Allah laksanakan ayah". Ketika itu usia Nabi Ismail sekitar 9 tahun.